A.
Pengertian
Psikoterapi
Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu
Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk
menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan
B. Pengertian Konseling
Konseling atau penyuluhan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh seorang ahli (disebutkonselor/pembimbing) kepada individu yang
mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank
Parsons pada tahun 1908 saat ia melakukan konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang
kemudian mengembangkan pendekatan terapi yang
berpusat pada klien (client centered).
C. Perbedaan
Psikoterapi dan Konseling
1. Konseling
dan psikoterapi dipandang berbeda dari lingkup pengertian antara keduanya.
2. Konseling
berfokus pasa masalah pengembangan, pendidikan dan pencegahan pada klien.
Sedangkan psikoterapi lebih memfokus pada masalah penyembyhan, penyesuaian dan
pengobatan.
3. Konseling
dijalankan atas dasar (dijiwai) oleh falsafah atau pandangan terhadap manusia,
sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori
kepribadian dan psikopatologi.
D. Pendekatan Terhadap Mental Illness
1. Pengertian Mental Illness
Mental Illness sendiri punya pengertian adalah bentuk
gangguan dan kekacauan fungsi mental (kesehatan mental) yang terjadi seorang
individu. disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme-adaptasi dari
fungsi-fungsi kejiwaan atau mental terhadap stimuli eksternal dan
ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur
pada satu bagian, satu organ, atau satu sistem kejiwaan.
Mental illness mempunyai pertanda awal antara lain : perasaan cemas, ketakutan, apatis, cemburu. iri, marah-marah secara eksplosif, antisosial, ketegangan kronis dan lainnya. singkatnya, kekacauan mental merupakan bentuk gangguan pada ketenangan batin dan harmoni dari struktur kepribadian.
Mental illness mempunyai pertanda awal antara lain : perasaan cemas, ketakutan, apatis, cemburu. iri, marah-marah secara eksplosif, antisosial, ketegangan kronis dan lainnya. singkatnya, kekacauan mental merupakan bentuk gangguan pada ketenangan batin dan harmoni dari struktur kepribadian.
2.
Pendekatannya
Menurut J.P. Chaplin ada beberapa
pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, diantaranya:
a) Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
b) Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
c) Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
d) Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
a) Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
b) Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
c) Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
d) Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
Bentuk-bentuk utama terapi
1.
Psikoterapi
Suportif
Tujuan :
• Menguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya
• Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri
• Meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan
Ventilasi
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan berkurang
• Sikap terapis : menjadi pendengar yang baik dan penuh pengertian
• Topik pembicaraan : permasalahan yang menjadi stres yang utama
Persuasi
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya.
• Sikap terapis :
o terapis berusaha membangun, mengubah, dan menguatkan impuls tertentu serta membebaskannya dari impuls yang mengganggu secara masuk akal dan sesuai dengan hati nurani
o Berusaha meyakinkan pasien dengan alasan yang masuk akal bahwa gejalanya akan hilang
• Topik pembicaraan : ide dan kebiasaaan pasien yang mengarah pada terjadinya gejala
Reassurance
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya
• Sikap terapis : meyakinkan secara tegas dengan menunjukkan hasil-hasil yang telah dicapai pasien
• Topik pembicaraan : pengalaman pasien yang berhasil nyata
Sugestif
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang
• Sikap terapis : meyakinkan dengan tegas bahwa gejala pasien pasti hilang
• Topik pembicaraan : gejala-gejala bukan karena kerusakan organik/fisik dan timbulnya gejala-gejala tersebut adalah tidak logis
Bimbingan
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian
• Sikap terapis : menyampaikan nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian
• Topik pembicaraan : cara hubungan antar manusia, cara berkomunikasi, dan cara bekerja serta belajar yang baik
Penyuluhan
• Penyuluhan atau konseling adalah psikoterapi suportif yang membantu pasien mengerti dirinya sendiri secara lebih baik agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri
• Sikap terapis : menyampaikan secara halus dan penuh kearifan
• Topik pembicaraan : masalah pendidikan, pekerjaan, pernikahan, dan pribadi
• Menguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya
• Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri
• Meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan
Ventilasi
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan berkurang
• Sikap terapis : menjadi pendengar yang baik dan penuh pengertian
• Topik pembicaraan : permasalahan yang menjadi stres yang utama
Persuasi
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya.
• Sikap terapis :
o terapis berusaha membangun, mengubah, dan menguatkan impuls tertentu serta membebaskannya dari impuls yang mengganggu secara masuk akal dan sesuai dengan hati nurani
o Berusaha meyakinkan pasien dengan alasan yang masuk akal bahwa gejalanya akan hilang
• Topik pembicaraan : ide dan kebiasaaan pasien yang mengarah pada terjadinya gejala
Reassurance
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya
• Sikap terapis : meyakinkan secara tegas dengan menunjukkan hasil-hasil yang telah dicapai pasien
• Topik pembicaraan : pengalaman pasien yang berhasil nyata
Sugestif
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang
• Sikap terapis : meyakinkan dengan tegas bahwa gejala pasien pasti hilang
• Topik pembicaraan : gejala-gejala bukan karena kerusakan organik/fisik dan timbulnya gejala-gejala tersebut adalah tidak logis
Bimbingan
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian
• Sikap terapis : menyampaikan nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian
• Topik pembicaraan : cara hubungan antar manusia, cara berkomunikasi, dan cara bekerja serta belajar yang baik
Penyuluhan
• Penyuluhan atau konseling adalah psikoterapi suportif yang membantu pasien mengerti dirinya sendiri secara lebih baik agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri
• Sikap terapis : menyampaikan secara halus dan penuh kearifan
• Topik pembicaraan : masalah pendidikan, pekerjaan, pernikahan, dan pribadi
2) Psikoterapi Re-edukatif
Dengan terapi ini dimaksudkan memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatasi stres, kecemasan, dan depresinya itu dikarenakan faktor psiko-edukatif masa lalu di kala yang bersangkutan dalam periode anak-anak dan remaja. Dari terapi ini diharapkan yang bersangkutan mampu mengatasi stresor psikososial yang sedang dihadapinya.
Dengan terapi ini dimaksudkan memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatasi stres, kecemasan, dan depresinya itu dikarenakan faktor psiko-edukatif masa lalu di kala yang bersangkutan dalam periode anak-anak dan remaja. Dari terapi ini diharapkan yang bersangkutan mampu mengatasi stresor psikososial yang sedang dihadapinya.
3) Psikoterapi Rekonstruktif
Dengan terapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki kembali/rekonstruksi kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stresor psikososial yang tidak mampu diatasi oleh klien yang bersangkutan.
Dengan terapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki kembali/rekonstruksi kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stresor psikososial yang tidak mampu diatasi oleh klien yang bersangkutan.
4) Psikoterapi Kognitif
Dengan terapi ini dimaksudkan untuk memulihkan fungsi kognitif klien, yaitu kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi, dan daya ingat. Selain daripada itu yang bersangkutan mampu membedakan nilai-nilai moral etika mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dan mana yang haram dan halal.
Dengan terapi ini dimaksudkan untuk memulihkan fungsi kognitif klien, yaitu kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi, dan daya ingat. Selain daripada itu yang bersangkutan mampu membedakan nilai-nilai moral etika mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dan mana yang haram dan halal.
5) Psikoterapi Psikodinamik
Dengan terapi ini dimaksudkan untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang itu tidak mampu mengatasi stresor psikososial sehingga ia jatuh sakit (stres, cemas, dan atau depresi). Dengan mengetahui dinamika psikologis itu diharapkan yang bersangkutan mampu mencari jalan keluarnya.
Dengan terapi ini dimaksudkan untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang itu tidak mampu mengatasi stresor psikososial sehingga ia jatuh sakit (stres, cemas, dan atau depresi). Dengan mengetahui dinamika psikologis itu diharapkan yang bersangkutan mampu mencari jalan keluarnya.
6) Psikoterapi Perilaku
Dengan terapi ini dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang maladaptif (ketidakmampuan beradaptasi) akibat stresor psikososial yang dideritanya. Dari terapi ini diharapkan klien yang bersangkutan dapat beradaptasi dengan kondisi yang baru sehingga bisa berfungsi kembali secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari baik di rumah, sekolah, kampus, tempar kerja, dan lingkungan sosialnya yang lain.
Dengan terapi ini dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang maladaptif (ketidakmampuan beradaptasi) akibat stresor psikososial yang dideritanya. Dari terapi ini diharapkan klien yang bersangkutan dapat beradaptasi dengan kondisi yang baru sehingga bisa berfungsi kembali secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari baik di rumah, sekolah, kampus, tempar kerja, dan lingkungan sosialnya yang lain.
7) Psikoterapi Keluarga
Seseorang dapat jatuh dalam keadaan stres, kekecewaan, atau depresi yang disebabkan oleh stresor psikososial faktor keluarga. Dengan terapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung bagi pemulihan klien yang bersangkutan. Dengan demikian pada terapi ini tidak hanya ditujukan kepada klien yang bersangkutan saja, tetapi juga terhadap anggota keluarga lainnya.
Seseorang dapat jatuh dalam keadaan stres, kekecewaan, atau depresi yang disebabkan oleh stresor psikososial faktor keluarga. Dengan terapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung bagi pemulihan klien yang bersangkutan. Dengan demikian pada terapi ini tidak hanya ditujukan kepada klien yang bersangkutan saja, tetapi juga terhadap anggota keluarga lainnya.
8) Psikoanalisa
Psikoanalisa adalah sejenis psikoterapi yang mencari sebab musabab seseorang jatuh sakit. Berbeda dengan psikoterapi konvensional maka psikoanalisa menganalisa sampai jauh akar permasalahan. Di Amerika misalnya, psikoanalisa dilakukan sambil klien tiduran/berbaring di sofa sementara konselornya duduk di kursi sebelahnya. Psikoanalisa ini dilakukan berjam-jam, berulang kali sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Psikoanalisa adalah sejenis psikoterapi yang mencari sebab musabab seseorang jatuh sakit. Berbeda dengan psikoterapi konvensional maka psikoanalisa menganalisa sampai jauh akar permasalahan. Di Amerika misalnya, psikoanalisa dilakukan sambil klien tiduran/berbaring di sofa sementara konselornya duduk di kursi sebelahnya. Psikoanalisa ini dilakukan berjam-jam, berulang kali sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Psikoanalisa sangat memakan waktu
dan memerlukan tahapan/session yang lama. Contoh: Apabila kita
mendapati ranting dari sebuah pohon besar yang “sakit”, lalu kita menelusuri
“sakitnya” itu mulai dari ranting itu sendiri, terus ke cabang dari yang kecil
sampai yang besar, terus ke dahan, sampai ke batang pohon itu, terus ke bawah
sampai ke akarnya.
Dalam kenyataannya pada waktu
mengungkap akar pohon mana yang menyebabkan “sakitnya” ranting tadi, ternyata
menjalar ke akar lain, akhirnya seluruh akar pohon itu “sakit” dan pohon itu
menjadi tumbang/roboh. Inilah salah satu dampak psikoanalisa, bukannya pohon
itu semakin kokoh bahkan sebaliknya menjadi roboh. Artinya, klien tidak menjadi
semakin sehat, tidak mampu mandiri, dan ketergantungan kepada konselor.
Oleh karena itu dewasa ini
psikoanalisa tidak lagi popular di Amerika. Selain waktu yang diperlukan untuk
psikoanalisa terlalu lama, hasilnyapun sukar diukur. Semula pemerintah Amerika
membiayai semua terapi/pengobatan rakyatnya termasuk psikoanalisa. Tetapi,
kemudian pemerintah Amerika membatasi psikoanalisa hanya sampai tiga session saja,
dan apabila klien hendak melanjutkan harus dengan biaya sendiri. Dalam hal ini
terjadi komplikasi love affair antara
konselor/psikoanalis dengan kliennya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar